AL-QUR'AN:Sumber Dari Segala Sumber

Monday, November 10, 2008

Ekonomi Syariah Solusinya

Komunis sudah hancur, karena komunis memang bertentangan dengan fitrah. Kapitalisme, terbang dengan sebelah sayap karena hanya mengutamakan materi. Islam adalah dinul fitrah

Jika umat Islam menerapkan sistim Ilahi, keberkahan akan menyelimuti negeri. Kenapa keberkahan akan datang? Menurut Direktur Karim Business Consulting Adiwarman Karim ada enam sebab kenapa sisitem Islam lebih adil dan mendatangkan keberkahan.

Pertama, ekonomi Islam membedakan antara uang (alat tukar) dan capital (modal). Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan perekonomian pun makin baik. Islam juga menganjurkan Qardh (pinjaman) dan sadaqah yang secara makro akan mempercepat perputaran uang dalam perekonomian.

Kedua, ekonomi Islam tidak mengenal motif money demand for speculation, karena dalam spekulasi bisa terdapat unsur riba (bunga), maisyir (transaksi yang mengandung judi), serta gharar (transaksi yang tidak jelas dan penuh tipuan) yang diharamkan. Sementara sistem kapitalis (konvensional) justru memberikan bunga (return). Tapi Islam menjadikan harta (capital) sebagai objek zakat.

Ketiga, dalam ekonomi Islam, uang adalah milik masyarakat. Karenanya, penimbunan atau dibiarkan tidak produktif berarti mengurangi jumlah uang yang beredar. Islam tidak membenarkan penimbunan uang, karena penimbunan uang berarti menarik uang dari peredaran untuk sementara. Lambatnya perputaran uang akan melemahkan perekonomian.

Kelima, ekonomi Islam menghendaki, capital adalah milik pribadi. Karenanya, capital adalah objek zakat. Bagi yang tidak memproduktifkan capitalnya, Islam menganjurkan untuk melakukan musyarakah atau mudharabah yaitu, bisnis dengan bagi hasil. Jika tidak ingin mengambil resiko dengan bermusyarakah atau bermudharabah, Islam menganjurkan untuk melakukan Qardh yaitu, meminjamkan capitalnya tanpa imbalan apapun. Pinjam Rp 1 juta, kembalinya juga Rp 1 juta.

Keenam, Islam tidak mengenal time value of money, tapi Islam mengenal economic value of time. Artinya, yang bernilai waktu itu sendiri. Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, cicit Rasulullah saw, yang pertama kali menjelaskan dibolehkannya harga tangguh bayar lebih tinggi daripada harga tunai. Inilah keindahan Islam; riba diharamkan, jual beli dengan tanguh bayar dihalalkan.

Intinya ekonomi Islam menghendaki adanya keseimbangan antara sektor riil dengan sektor financial (keuangan). Demikian juga dengan perbankan syariah. Pertumbuhan pembiayaannya tidak bisa dilepas dari pertumbuhan di sektor riil yang dibiayainya. Jadi, perbankan syariah sebagai bagian dari sistem ekonomi Islam adalah perbankan yang mengaitkan antara sektor keuangan dengan sektor riil.

Karenanya, sistem keuangan Islam termasuk di dalamnya perbankan syariah, tidak mengenal adanya bubble growth (pertumbuhan gelembung) yang sewaktu-waktu bisa meledak seperti pada sistem kapitalis. Implikasinya, perbankan syariah mempunyai resistensi yang lebih baik ketimbang bank konvensional (bank riba) dalam menghadapi krisis ekonomi global seperti yang terjadi saat ini.


WaOne Palesu

Sumber : www.sabili.co.id

No comments:

detikcom