AL-QUR'AN:Sumber Dari Segala Sumber

Monday, November 24, 2008

Wapres Adam Malik Agen CIA

Wapres Adam Malik Agen CIA


Sriwijaya Post - 23/11/2008 22:16 WIB

Sebuah fakta mencengangkan menyebut mantan Wakil Presiden Adam
Malik adalah agen Dinas Rahasia Amerika Serikat, Central
Intelligence Agency (CIA). Hal itu terungakap dalam buku berjudul
Membongkar Kegagalan CIA, terjemahan dari Legacy of Ashes, the
History of CIA karangan wartawan The New York Times Tim Weiner,
terbitan Gramedia, tahun 2008.

"Stasiun di Jakarta memiliki segelintir kawan di militer atau
pemerintah. Yang pasti stasiun CIA memiliki seorang agen yang
punya posisi baik: Adam malik, mantan Marxis (Penganut aliran
Karl Marx) berusia 48 tahun yang mengabdi sebagai duta besar
Sukarno (ditulis bukan Soekarno, Red) di Moskow dan menteri
perdagangannya," demikian tulis Tim Weiner pada aline ketiga
halaman 330 bukunya.

Buku ini menyebutkan, kendati Adam Malik pembantu Soekarno
sebagai menteri, laki-laki kelahiran Pematang Siantar, Sumatera
Utara 22 Juli 1917, itu berseteru sengit dengan presiden tahun
1964. Setelah perseteruan itu, dia bertemu dengan perwira CIA,
Clyde McAvoy di sebuah tempat rahasia dan aman di Jakarta. McAvoy
adalah operator rahasia yang selama satu dekade sebelumnya telah
membantu merekrut seorang perdana menteri masa depan bagi Jepang,
dan dia datang ke Indonesia dengan tugas menyusup ke dalam PKI
dan pemerintahan Soekarno.

"Saya merekrut dan mengontrol Adam Malik," ujar Mc Avoy dalam
sebuah wawancara pada tahun 2005. "Dia adalah pejabat Indonesia
tertinggi yang pernah kami rekrut."

Adam, pemilik nama lengkap Haji Adam Malik Batubara,
diperkenalkan dengan McAvoy oleh seorang pengusaha Jepang di
jakarta dan mantan seorang Partai Komunis di Jepang. Setelah Adam
Malik direkrut CIA, Dinas mendapat persetujuan untuk meningkatkan
program operasi rahasia untuk mendorong sebuah bajo politis di
antara kelompok kiri (komunis), dan kanan (kaum agamawan) di
Indonesia.

CIA merekrut Adam Malik dan dikaitkan langsung dengan
penggulingan Soekarno. Bagi CIA, posisi Indonesia pada politik
regional Asia Tenggara sangat strategis. Setelah mengalami
polemik di Thailand karena hanya menciptakan ilusi demokrasi, CIA
memulai operasi besar-besaran di seluruh Asia Tenggara setelah
Perang Korea 1950-1953.

Di bawah kendali Duta Besar Luar Biasa Amerika di Bangkok, Wild
Bill Donovan, Amerika ambisi mematahkan elan laju perkembangan
komunisme di Asia Tenggara. Thailand sendiri saat itu berada
dalam pimpinan militer diktator. CIA pun mulai membangun proses
demokrasi untuk memilih pemimpin demokratis yang benar-benar
berasal dari bawah sehingga Ameirka Serikat bisa bergantung pada
sebuah rezim pro-Barat yang stabil di ranah Asia Tenggara.

CIA pun mengingatkan Gedung Putih bahwa hilangnya pengaruah
Amerika di Indonesia akan membuat kemenangan di Vietnam tak
berarti. Agen-agen pun bekerja keras untuk menemukan pemimpin
baru Indonesia. Kemudian, 1 Oktober 1865, sebuah gempa politik
pecah di Indonesia.

"Tujuh tahun setelah CIA berusaha menggulingkannya, Presiden
Sukarno secara diam-diam melancarkan sesuatu yang tampak sebagi
sebuah kudeta terhadap pemerintahan sendiri. Setelah memerintah
selama dua dekade, Sukarno, yang meulai menaglami masalah
kesehatan dan kemunduran dalam kemampuan membuat penilaian, telah
berusaha menopang kepemimpinannya dengan bersekutu dengan parai
Komunis Indonesia, PKI," tulis Tim Weiner.

Partai ini telah tumbuh berkembang menjadi kuat, berhasil
merekrut banyak anggota baru, menjelma menjadi partai komunis
terbesar di dunia di luar Soviet dan Cina, dengan anggota
setidaknya berjumlah 3,5 juta orang.

Maneuver Sukarno untuk mendekat ke aliran kiri terbukti menjadi
kesalah fatal. Setidaknya lima orang jenderal dibunuh pada malam
itu, termasuk kepala staf Angkatan Darat. Dalam beberapa pekan
kemudian, Oktober 1965, Indonesia terpecah dua.

"CIA berusaha mengonsilidasi sebuah pemerintahan bayangan, sebuah
kelompok tiga serangkai yang terdiri atas Adam Malik, sultan yang
memerintah di Jawa Tengah (Yogyakarta, Red), dan periwra tinggi
angkatan darat berpangkat mayor jenderal bernama Suharto," tulis
Tim (halaman 331).

Belakangan diketahui, Soeharto menjadi Presiden didampingi Wakil
Presiden Sultan Hamengkubuwono IX. Pada masa itu, Adam Malik
menjabat Wakil Perdana Menteri II/Menteri Luar Negeri RI
(1966-1977), dan kemudian menjadi wakil presiden ke-3, tahun
1978-1983, menggantikan Hamengkubuwono IX. ()


- Persda Network/amb

WaOne Palesu

Sumber : www.sripoku.com



No comments:

detikcom